Jumat, 01 Maret 2013

Mari Kita Manfaatkan Sampah Dapur



KM-Pajo, Setiap keluarga selalu mempunyai sampah dapur. Ada 2 macam sampah dapur yaitu organik dan anorganik. Sampah organik adalah sampah yang bisa diurai mikroba, sedangkan sampah anorganik sulit atau tidak bisa diurai . Sebaiknya kita menyediakan 2 tong sampah, satu untuk tempat sampah organik, satunya lagi untuk sampah anorganik. Biasakan keluarga Anda termasuk buah hati Anda untuk membuang sampah sesuai jenisnya.
Biasanya sampah anorganik yang sudah kita kumpulkan, bisa diberikan ke pemulung untuk dijual kembali dan dijadikan produk daur ulang. Contoh sampah ini antara lain: botol, bekas kemasan produk, plastik dan lain sebagainya. Jadi pemulung tidak usah membongkar-bongkar lagi sampah di depan rumah kita yang tentunya akan menimbulkan bau tidak sedap.
Sedangkan sampah organik bisa kita jadikan kompos yang dapat menyuburkan tanaman buah atau tanaman hias yang kita tanam di pekarangan atau pot. Jenis sampah organik yang bisa diolah menjadi kompos antara lain: kulit buah, sisa sayur basi yang sudah dicuci bersih (buang airnya), tulang ikan, tulang ayam, kulit telur, sisa daun sayuran yang tidak dipakai, juga bisa ditambahkan daun tanaman yang jatuh. Sedangkan sisa buah yang tidak dimakan karena busuk dan berair seperti papaya, melon, dann jeruk tidak bisa dibuat kompos. Sampah yang mengandung protein seperti santan, susu, dan udang juga tidak bisa diproses menjadi kompos.
Untuk membuat kompos, pertama-tama siapkan tempat untuk membuat kompos atau komposter. Komposter bisa dibuat dari tong bekas, ember besar, atau dibuat dari semen. Jangan lupa, lubangi bagian bawah untuk aliran udara dan juga membuang limbah cair. Lubangi juga di bagian samping tong beberapa lubang untuk sirkulasi udara.
Bagian dasar tong atau komposter diberi tumbukan kasar batu bata, atau stereofom yang dipotong dadu 2 x 2cm. Ini bertujuan untuk menghindarkan sampah tidak menempel langsung ke dasar tong. Lalu alasi dengan kardus yang diberi lubang kecil-kecil.
Masukkan kompos yang sudah jadi sebagai staternya kira-kira 1/3 dari volume tong atau komposter. Setelah itu, sampah organik dapur bisa dimasukkan ke dalam tong. Kalau ukuran sampah organik terlalu besar, potong kecil-kecil supaya mudah terurai. Masukkan sampah organik setiap hari. Setiap kali kita memasukkan sampah organik ke dalam tong, aduk rata supaya tercampur homogen.
Setelah komposter atau tong penuh, aduk rata dan diamkan selama seminggu. Aduk lagi, diamkan selama seminggu lagi. Lakukan ini sampai sampah menjadi kompos atau sekitar 1 bulan. Sekarang, kompos buatan sendiri bisa dipakai untuk menyuburkan tanaman. Tidak sulit kan? Kita tidak bisa membayangkan, bagaimana kalau semua keluarga Indonesia membuat kompos sendiri dari sampah dapur? Tentunya selain mengurangi volume sampah yang dibuang, tanaman buah dan tanaman hias kita bisa tambah subur. Selamat mengelola sampah dapur

dari berbagai sumber, by Mul....

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Sponsors